Prodemokrasi dan Liberalisasi

Gerakan Prodemokrasi yang massif terhitung dari awal tahun 2011 ini begitu menyorot mata banyak media. Proodemokrasi. Ada baiknya sebelum membahas persoalan gerakan Pro-demokrasi, kita membedah secara ontologis pengertian Pro-demokrasi. Umumnya gerakan pro – demokrasi dimulai ketika sebuah rakyat dalam sebuah Negara, menyadari bahwa Negara yang seharusnya menjadi tempat bersandar, menjamin kesejahteraan, tidak lagi dapat menjawab kebutuhan mereka.
Seperti sungai besar yang berhulu dan muara kepada rakyat demokrasi menjadi musuh abadi tirani. Gerakan prodemokrasi tidak menjadi gerakan basa – basi. Seperti air yang kemudian membatu di musim dingin perlahan tapi pasti demokrasi menjadi jargon rakyat yang tertatih. Membahas gerakan pro-demokrasi, berarti membahas gerakan social yang digawangi rakyat. Pro-demokrasi adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah system Negara tirani, atau bentuk republik monarki konstitusional.
Sejarah mencatat. Gerakan pro-demokrasi sering dianggap sebagai sebuah penumbangan seorang pemimpin. Padahal, gerakan pro- demokrasi bertujuan mengembalikan Negara kepada rakyatnya tidak sekadar penumbangan rezim. Pro-demokrasi sesungguhnya sudah lama menjadi topic diskusi di pelbagai tempat, bukan hanya ditimur tengah, melainkan sampai ke Asia.
Terminologi Pro- demokrasi (prodem) kian marak, selepas peristiwa di Mesir. Rakyat di pelbagai Negara di kawasan Timur – Tengah dan Afrika Utara, mulai mengorganisir diri, dan berani untuk sejalan dengan satu kata. Lawan rezim penindasan. Arah gerakan Pro-demokrasi adalah satu menegaskan kedaulatan rakyat. Perihal proses bagaimana gerakan itu bermula, Gunawan Muhammad lewat Twitter berujar, pengorganisiran massa yang massif di Timur Tengah sebelum turun ke jalan ialah lewat internet, berbagai situs jejaring social dan Mailinglist.
Selain Mesir, masih ada lagi Negara yang memulai embrio perlawanan, tidak sedikit media juga mengungkap peran pelbagai elemen gerakan pemuda disana. Yaman. Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal. Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia. Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini.
Selain persoalan separatism, keterkaitan Yaman dengan Amerika menjadi hal yang patut untuk dibahas. Personalan demonstrasi masyarakat yang sudah tidak percaya lagi terhadap pemimpinnya. Amerika Serikat mendesak Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh untuk memulai dengan segera proses untuk menjamin pengalihan kekuasaan damai di negaranya yang telah diguncang oleh demonstrasi berbulan-bulan.
"Presiden Saleh telah menyampaikan secara terbuka keinginannya untuk terlibat dalam pengalihan kekuasaan damai, pemilihan waktunya, dan pembentukan (pemerintah) transisi itu harus diidentifikasi melalui dialog dan dimulai dengan segera," kata juru bicara Deplu AS Mark Toner dalam satu pernyataan.
Gerakan Prodemokrasi di Yaman
Pasca perang dunia kedua, demokrasi dan hak asasi menjadi senjata ampuh kampanye yang diklaim oleh Amerika Serikat. Peace keeping. Menjadi agenda selanjutnya Negara pemenang perang dingin sekaligus perang dunia ke-dua. Dalam konstelasi politik global, Amerika selalu memiliki kebijakan yang wah. Melindungi segenap hak asasi manusia, juga tidak ketinggalan menjamin berlangsungnya demokrasi. Demokrasi seperti kehendaknya. Pasalnya demokrasi a’la Amerika tidak bisa dipisahkan dari Liberalisasi. Meskipun dalam pngertian ontologism, demokrasi bertentangan dengan liberalisasi. Semisal, bila demokrasi harus diterapkan diberbagai Negara, maka, setiap kebijakan yang diambil oleh setiap Negara haruslah berdampak pada kemakmuran rakyat dalam Negara tersebut.
Seperti dua sisi mata uang. Demokrasi dan liberalisasi berjalan di setiap Negara berkembang. Tidak terkecuali di timur tengah. Berbagai organisasi pembebasan, seperti Palestine Liberalitator Organisation(PLO), Al-Qaeda, Hamas, dan banyak organisasi pembebasan yang muncul ditimur tengah, dan dianggap Amerika sebagai penghambat berjalannya liberalisasi perdagangan akan dengan mudah diserang dan dihancur buyarkan. Kembali pada proses beralangsungnya demokrasi di Negara Negara timur tengah, sebuah keniscayaan bahwa Amerika memiliki kepentingan akan hal tersebut.
Kekuasaan diktator Yaman berakhir pada tanggal 3 Juni 2011. Saleh, yang dievakusi dengan pesawat medis Saudi disambut seorang pejabat senior Saudi, berjalan dari pesawat, akan tetapi terlihat cedera pada leher, kepala dan wajahnya, kata sumber kedua kepada.
Demonstrasi anti-pemerintah terhadap Saleh yang telah berkuasa selama 33 tahun telah berlangsung selama hampir lima bulan. Setelah berminggu-minggu gelombang demonstran Yaman meminta kemundurannya, upaya anti-pemerintah itu sepekan ini berubah menjadi serangan ratusan anggota oposisi Yaman. Lebih dari 120 orang tewas dalam waktu sepekan terakhir.
Minggu (5/6) para demonstran muda merayakan apa yang mereka katakan sebagai jatuhnya rezim Yaman ini. "Hari ini Yaman lahir kembali," teriak puluhan pemuda di Lapangan Universitas Sanaa yang dijuluki Lapangan Perubahan dan menjadi pusat konsentrasi aksi-aksi demonstrasi menentang rezim Saleh sejak Januari.
Saleh kemudian digantikan oleh wakilnya, Abd-Rabbu Mansour Hadi. Perjuanngan rakyat melawan pemerintah yang dzolim berujung dengan gilang gemilang. Rezim diktator telah jatuh, mungkinkah rakyat sejahtera sesudahnya? Sejarah telah membuktikan berakhirnya kediktatoran seorang pemimpin tidak mengakibatkan terjaminnya sebuah kkesejahteraan bagi masyarakat. Pun demikian kekuatan rakyat telah berhasil menunjukkan taringnya dalam sejarah, bagaimana seorang pemimpin yang tidak bersama rakyatnya akan dapat dijatuhkan dengan mudah.

Categories: