Hilang

Masyarakat pada akhirnya akan mengikuti semua hasil dari teknologi. Yang nantinya akan memberikan semua tendensi tendensi kepada budaya baru yang tak dikenali lagi. (Herbert Marcuse)


Manusia merupakan sebuah dualisme. Dimana kedudukannya dalam makhluk individual dan juga sebagai bagian dari sebuah masyarakat. Disadari atau tidak kehidupan manusia yang sedemikian kompleks tersebut tidak muncul begitu saja. Ada banyak pendapat mengenai asal usul manusia. “Manusia berasal dari satu buah (jenis) makhluk yang berevolusi ratusan juta tahun, kemudian menjadi seperti sekarang ini”(Darwin).

Hinggapnya berbagai teori tersebut tentunya menimbulkan rasa semakin ingin tahu yang sangat besar dalam diri manusia. Manusia merupakan makhluk terumit yang pernah ada. Namun terlepas dari kerumitannya itu Herbert Marcuse menggambarkan dapat terciptanya sebuah manusia dalam satu dimensi. Manusia Satu Dimensi, terdengar utopis memang menyatukan berbagai kerumitan dan keberagaman manusia ini.

Herbert Marcuse memulai dari penyatuan politik hingga menjadi satu dimensi. Politik merupakan sebuah alat menunjukan kekuasaan individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lainnya. Menenggarai hal ini mereka berkilah. Manusia dalam berbagai keterbatasan dan kelemahan saling menonjolkan diri. Berusaha terlihat sebagai yang terbaik tetapi terbaik hanya untuk dipandang manusia lainnya. Tidak untuk dirinya sendiri. Mungkin kita semua berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dari setiap usaha kita.

Penerjemahan dari setiap kalimat banyak memiliki ambiguitas. Namun hal tersebut akan mendapatkan titik terang etika kita telah sampai kepada bab bab akhir dari buku ini. Yang ingin disampaikan penulis dalam manusia satu dimensi sebenarnya adalah 3 hal yaitu. Masyarakat Satu Dimensi, “ Masyarakat bebas tidak hanya diartikan sebagai masyarakat yang memiliki kebebasan dalam segi Ekonomi, politik, dan sebaginya. Tetapi lebih kepada masyarakat yang mampu memilih dan terbangun dari ketaksadarannya”.

Pemikiran Satu Dimensi, “nalar adalah kekuatan yang subversif”. Kekuasaan dari yang negatif. Pembahasan mengenai logika dan dialektika yang disampaikan oleh Herbert Marcuse sampai akhirnya pemikiran dituangkan kedalam satu dimensi. Penulis juga banyak meminjam teori dari Plato dan Aristoteles. Sebagian dari pemikiran dianalogikan dengan terpenjaranya pemikiran para buruh oleh kaum kapital.

Peluang Alternatif, “Manusia membebaskan dirinya sendiri dari situasinya yang tunduk kepada finalitas segala sesuatu dengan belajar menciptakan finalitas, mengorganisasi sesuatu secara keseluruhan “yang difinalisasi”, yang dinilai dan dievaluasinya. Manusia mengatasi perbudakan dengan mengorganisasi finalitas secara sadar. Demikian kutipan yang bisa diambil dari sekelumit penjelasan Herbert Marcuse dalam peluang alternatif.

Peluang yang akan selalu terbuka dan tidak akan tertutup bagi manusia untuk menuju sebuah pembebasan. Namun apalah arti sebuah finalitas tanpa adanya proses. Proses yang terkait pada finalitas tentuinya aman penting pula untuk diperhatikan. Herbert Marcuse juga tidak melupkan hal tersebut lewat kata “pengorganisasian”.

Herbert Marcuse dalam kesimpulan bukunya ini mengutarakan. “Masyarakat satu dimensi yang sedang maju mengubah relasi antara yang rasional dan irasional”. Kita melihat dewasa ini masyarakat cenderung merubah gagasan gagasan lama yang sudah dianggap tidak rasional lagi. Sebilah garis pembatas tak dapat lagi terlihat. Contoh dari perubahan ini dapat kita lihat bersama dalam karya seni.

Perubahan dari seni yang memikat manusia menjadi manusia yang berkesenian. Di era Gotik tidak ada lukisan berwarna lain selain hitam dan putih. Tidak ada perubahan warna. Seni didominasi oleh kesadaran masyarakat “mementomori” yang tidak segan membangun gereja dengan megahnya untuk mengkerdilkan jiwa manusia itu sendiri. Namun setelah itu ada era dimana para avantgard merubah pola lukisan dan berani merubah warna warna yang terlihat kaku.

Realisasi dari gagasan Herbert Marcuse patut kita renungi. Dimanakah letaknya kesatuan kita sebagai manusia penghuni bumi ini. Tidak ada sebidang harapan muncul untuk merubah. Semangat membawa perubahan sering ditenggelamkan oleh semangat mengikuti perubahan akankah kita tertelan dalam budaya penghambaan terhadap teknologi?

Judul :Manusia Satu Dimensi
Pengarang: Herbert Marcuse
Penerbit : Bentang, 2000

Categories: